Jumat, 20 Juli 2012

fanfiction chapter 3

Tittle: Little Dongsaeng
Chapter03
Author: Ghinaa3424
Pair: YeWook
Sligh:: SiBum/KangTeuk


"Ahjumma? Apa perlu membawa barang-barang ini?" tanya Yesung kepada Leeteuk yang kini sedang membawa banyak barang ke kamar inap Ryeowook.
Yah, kejadian siang itu membuat Ryeowook harus di rawat di rumah sakit. Sejak siang itu hingga malam hari Ryeowook belum juga sadarkan diri.
"Umma, ini sudah malam. Kenapa Wookie-eonnie belum juga sadar?" tanya Kibum kepada Leeteuk.
"Dia hanya tidur chagiya, sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Kau juga perlu istirahat," kata Leeteuk bijak.
"Ne Kibum-ah, kau juga perlu istirahat. Ahjumma, biar aku yang mengantar Kibum ke kamarnya," tawar Siwon kepada Leeteuk.
"Ne Siwon-ssi. Yesungie, Ahjumma titip Wookie malam ini. Sebentar lagi appa-nya juga akan datang," ucap Leeteuk kemudian menepuk bahu Yesung.
.
Ý≠
.
"Yesung-ie? Bagaimana keadaan Ryeowook?" tanya Kangin dengan nafas yang memburu.
"Ahjushi? Ahjushi dari mana saja?" tanya Yesung mengintrogasi Kangin.
"Mian merepotkanmu, ahjushi dari mokpo. Aku harus mengurus perusahaanku sebentar," kata Kangin kemudian berjalan mendekati Ryeowook.
"Chagiya? Kau kesakitan bukan?" bisik Kangin mengelus lembut kepala Ryeowook.
"Dokter bilang dia tidak apa ahjushi, dia hanya kaget. Tidak ada luka serius."
"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa dia bisa sampai tertabrak mobil begini?" tanya Kangin menatap Yesung.
"Maafkan aku ahjushi, ini salahku."
"Ani Yesung-ie, Ryeowook tidak mungkin menyalahkanmu," jelas Kangin kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa ruangan Ryeowook di ikuti Yesung.
"Kau sudah menghubungi appamu Yesung-ie?" tanya Kangin yang sudah mulai memejamkan matanya.
"Ne ahjushi, appa sudah mengizinkan aku," ucap Yesung kemudian berjalan mendekati Kangin dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat sebentar.
.
Ý≠
.
"Yesungie, ahjushi titip Ryeowook, Kibum dan Leeteuk Ahjumma kepadamu hari ini. Ahjushi harus kembali ke Mokpo. Ada yang harus ahjushi selesaikan," jelas Kangin menepuk bahu Yesung pelan.
"Ne ahjushi."
"Ani, kau cukup menjaga Ryeowook saja. Karena Ahjumma dan Kibum harus ke SM hospital. Kibum harus melakukan cek kemotherapi disana hari ini."
"Ne Ahjumma." kata Yesung tersenyum kepada Leeteuk dan Kangin.
.
Ý≠
.
"A-anu Ahjumma, apa ini tidak berlebihan? Apa kita tidak akan di usir penjaga rumah sakit?" tanya Yesung ragu kepada Leeteuk yang sejak tadi kembali membereskan barang-barang dikamar Ryeowook.
"Ani oppa, umma sudah meminta izin pihak rumah sakit untuk meletakkan barang-barang ini," jelas Kibum pada Yesung.
"Tapi? Apa ini tidak berlebihan Kibum-ie?" tanya Yesung kembali kepada Kibum.
"Ani Yesung-ie, Wookie tidak betah dengan namanya rumah sakit. Seumur-umurnya ini kedua kali dia masuk rumah sakit setelah flu berat saat masih SD dulu," kata Leeteuk menjelaskan.
"Maksud Ahjumma?" tanya Yesung dengan tampang ppabo-nya.
"Wook-ie benci dengan rumah sakit. kalau dia bangun dan melihat dia terbaring di ruangan ini nggak elit banget kalau dia berteriak-teriak menganggu pasien lain bukan?"
"Heh? Aku tidak mengerti Ahjumma."
"Pokoknya Wookie eonnie itu benci rumah sakit, makanya dia tidak pernah mau menginap walau aku yang masuk rumah sakit. Dia bilang rumah sakit itu mengerikan. Makanya kita harus membuat suasana rumah agar dia merasa nyaman dan merasa seperti di rumah sendiri," jelas Kibum dan Yesung pun mengerti.
.
Ý≠
.
Yesung pov
'Sebegitu takutnya kau pada rumah sakit hingga harus seperti ini?' bisiku menatap pemandangan di ruang inap Ryeowook yang seperti kamar hotel saja.
Wookie-ah? Kenapa kau belum juga sadar? Ini sudah malam. Kibum dan umma-mu belum juga kembali. Mereka bilang mereka menginap di SM hospital.
Ini sudah dua hari sejak kejadian itu, kenapa kau belum juga bangun?
Aku menatap sosok yang selama ini kukenal sebagai yeojya manja yang hanya bisa bermanja kepada dongsaeng-nya.
Kau kuat bukan? Kau selalu berusaha menjaga Kibum. Apa kau sudah tidak peduli pada Kibum lagi? Apa kau sudah tidak ingat janjimu untuk menjaga Kibum? Dia dongsaeng kesayanganmu bukan?
Ekor mataku menatap buku diary Ryeowook yang diletakkan Leeteuk Ahjumma di meja sebelah tiang infus Ryeowook.
Pelan aku membuka diary-nya.
"Hari ini aku masuk SM High School. Senangnya bisa di terima bersama Kibum. Aku pasti akan menjaga Kibum. Tapi dia masuk kelas X1 T.T kenapa aku tidak sekelas saja dengannya? Tapi aku senang. Yang pasti aku bisa bersamanya. Hwaiting Wookie. Kibum pasti bangga mempunyai eonnie sepertimu. hehe"
Aku tersenyum membaca lembaran-lembaran diary yang di tulisnya.
"Hari ini aku masuk SM High School bersama Kibum. Tapi dia melupakan bekalnya lagi. Tapi aku senang aku bisa berguna untuk Kibum. Aku mengantarkan bekalnya. Saat menuju ruang kelas aku bertemu Yesung oppa, Malaikatku. Tuhan, Aku harap Kibum dan Yesung oppa bahagia. Mereka hartaku. Hari ini aku juga ditawari masuk klub musik oleh Donghae oppa"
'aku?' bisikku setelah membaca lembaran kertas diary Ryeowook. Kenapa Ryeowook berfikir aku malaikatnya? Tanpa mempedulikannya, Aku melanjutkan ke halaman-halaman berikutnya.
"Hari ini aku mengantarkan kue kering buatan umma ke rumah Yesung oppa. Saat pulang aku tidak menemukan siapapun di rumah. Saat mereka pulang, umma terlihat sedih. Sebenarnya apa yang terjadi? Haishhh aku tidak bisa berfikir banyak. Kibum bilang aku harus belajar. Dia dongsaeng yang sangat manis. Aku sangat menyayanginya. Aku mohon agar dia selalu tersenyum manis."
Aku berjalan duduk di sebelah tempat tidur Ryeowook. Membenarkan selimutnya dan kembali membaca diarynya.
Hanya tulisan biasa, dia hanya menulis bosan dan bosan.
"Yesung oppa hari ini benar-benar menyebalkan. Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa salahku? 'hahhhh' hanya aku yang bodoh, mencintai Yesung oppa. Hanya aku sendiri yang merasakannya. Sedangkan Yesung oppa sendiri? Aku tahu, dia pasti menyukai Kibum. Tidak pernah sekalipun dia membentak Kibum. Sedangkan kepadaku? Setiap saat. Setiap aku melakukan sedikit kesalahan dia akan selalu marah kepadaku. Hari ini Kibum pingsan aku tidak tahu kalau dia sakit. Mungkin karena dia selalu tersenyum manis kepadaku. Sungguh aku tidak tahu dia sakit apa. Saat aku tanya pada umma ataupun appa. Mereka bilang Kibum hanya lelah. Tuhan, aku mohon agar Kibum sehat seperti biasanya. Karena aku sangat menyayangi dongsaengku itu"
Aku terdiam membaca bagian ini. Ryeowook? Dia menyukaiku? Dia mengira aku menyukai Kibum. Yah, kalau boleh jujur aku memang lebih menyukai Kibum. Yeojya itu sangat manis, dia selalu tersenyum manis dan dia juga sangat dewasa di banding Ryeowook.
Aku melanjutkan ke halamn berikutnya.
"Hari ini Kibum berceloteh sangat senang. Dia mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Aku senang kalau dia juga senang. Tapi aku sedikit kesal. Umma! kenapa umma hanya mengatakan 'anak pintar' kepaku. Umma tidak mengatakan 'chukkae' seperti kepada Kibum. Padahal nilaiku lebih baik dari Kibum. Umma hari ini benar-benar menyebalkan. Tapi umma tetaplah yang terbaik.
Hari ini juga aku diberi brosur lomba akustik. Donghae oppa menyarankan agar aku mengikuti lomba itu. Aku ingat, umma dan Yesung oppa pernah bilang ingin melihat permainan pianoku makanya aku mengisi formulirnya. Tuhan, aku harap aku bisa mempersembahakan lagu kesuakaanku 'one fine spring day' untuk mereka dengan sangat baik"
'akhh, lomba itu' aku ingat Ryeowook pernah memberikan alamat tempat lombanya kepadaku. Setelah itu kulanjutkan membaca bagian selanjutnya.
"Hari ini aku berlatih sendiri di ruang klub musik. Dongahe oppa ada kencan dengan Eunhyuk eonnie. Tapi aku senang hari ini Kibum mendengarkan permainan pianoku _
Hari ini juga ada yang aneh dengan Kibum, dia terlihat pucat. Tapi saat ku-tanya dia bilang dia baik-baik saja. Tuhan, aku harap Kibum benar-benar baik-baik saja.
Hari ini perjalan pulang Yesung oppa meninggalakan aku sendiri. Aku berjalan sendiri dan diperjalanan aku membeli jeruk untuk Kibum. Dia terlihat senang dengan jeruk yang kubelikan _
hatiku memang sakit melihat Yesung oppa bersama Kibum, tapi aku senang kalau Kibum bisa tertawa. Aku suka melihatnya tersenyum. Dia sangat manis. Dia dongsaengku, dia saudaraku satu-satunya. Bagiku cinta bisa dicari, tapi dongsaengku itu tidak bisa dicari, dia anugerah tuhan yang diberikan untuk memberi kebahagiaan kepadaku lewat senyumannya. Dua hari lagi aku aka mengikuti lomba akustik itu. Tuhan, aku mohon agar Yesung oppa datang dan melihat performanceku nanti."
'Akhh hari itu, apa dia benar-benar menyukaiku?' Batinku bertanya. Aku kemudian melirik Ryeowook yang belum juga bangun. Akupun melanjutkan membaca diary-nya.
"Hari ini aku mengikuti lomba itu, Yesung oppa tidak kunjung datang. Aku sama sekali tidak berharap dia akan datang lagi T.T
Dirumah tidak ada yang menyambut kedatanganku. Yang kuterima sebaliknya. 'Kibum masuk rumah sakit dan harus di operasi' sebenarnya dia sakit apa? Kenapa tidak ada yang mau memberi tahuku?"
Apa dia benar-benar tidak tahu mengenai penyakit Kibum? Aku kembali mebalik-balik buku diary Ryeowook. Mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang kini memenuhi pikiranku.
"Hari ini aku janji akan mengajak Kibum ke kedai ice cream dekat sekolah kalau dia sudah keluar dari rumah sakit. Semoga cepat _"
Pendek sekali? Mungkin dia sedang senang.
"Dear…
Mian kemarin aku tidak menulis, sepertinya aku ketiduran. Kemarin aku memberikan Kibum es cream, tapi Yesung oppa marah padaku T.T
Tapi kemarin aku baru sadar kalau ternyata Kibum terkena penyakit kanker. Tuhan, apa salahnya padamu? Apa penyakit itu tidak bisa dihilangkan. Aku akan menerimanaya kalau kau berikan penyakit itu padaku. Yang aku ingin agar dia kembali sehat.
Hari ini aku membawa piala akustikku. Saat di ruang Kibum aku melihat seorang namja yang tiba-tiba saja menginginkan boneka winnie the pooh kesayanganku. Jelas saja aku tidak akan memberikannya =="
Boneka itu? Dia benar-benar menjaga boneka itu? Itu hadiah yang kuberikan untuknya dulu. Benarkan Ryeowook menyukaiku?
"Hari ini Kibum di operasi. Mian Kibum-ah, eonnie takut rumah sakit. Makanya eonnie tidak datang melihat operasimu. Hari ini umma datang dan mengajakku ke tempat Kibum, bukan ruang operasi. aku juga berjanji untuk memberikan boneka winnie the poohku. Biarlah aku memberikannya untuk Kibum yang pasti Kibum bisa senang. Dokter Shindong bilang kami harus membuat Kibum senang agar dia tersemangati."
Aku menatap jam di dinding kamar inap ryeowok, sudah pukul sembilan malam. Kenapa kau belum juga bangun?
Aku berjalan mendekati Ryeowook dan menyeka keringatnya. Dia berkeringat banyak sekali.
Setelah itu aku kembali duduk dan membaca diary-nya. Sepertinya membaca privasi orang adalah hobby ku saat ini.
'heh? Kenapa tidak ada lagi?' batinku menatap lembaran yang kosong.
Ahhh ppaboya kau Yesung, itukan kemarin. Di belum juga sadar. Jelas saja dia tidak akan menulis.
Aku mengembalikan diary Ryeowook ketempat semulanya.
'kenapa kau belum juga sadar Wookie-ah?' bisikku pelan kepada Ryeowook.
"Mianhae karena oppa sering membentakmu, sungguh oppa menyesal Wookie-ah. Oppa mohon kau bangun Wookie-ah. Ireona Wookie-ah. Kau yeojya yang kuat bukan? Apa kau marah pada oppa sampai kau tidak mau bangun?" aku menggenggam erat tangan mungil Ryeowook.
.
Ý≠
.
"Ngghhhhh" aku tersadar dari lamunanku, kutatap Ryeowook. Dia menggerakkan tangan mungilnya. Dia membuka matanya dengan perlahan. Membiasakan diri dengan sinar ruangan yang serba putih.
"Wookie? Kau bangun?" aku berdiri dan membungkukkan badan melihatnya.
Ryeowook masih mencoba membiasakan diri dengan terangnya cahaya ruangan inapnya.
"Nghhh oppa? Waeyo?"
"Hahhhhh" aku bernafas lega. Akhirnya Ryeowook bangun juga.
"Ani, kau baik-baik saja kan?" aku menyingkirkan poni hitamnya yang hampir menutupi mata caramelnya.
"Oppa? Ini dimana? Umma? Kibum? Appa?"
"Mereka keluar sebentar. Sebentar lagi mereka akan kembali Wookie-ah," jelasku kepadanya "Sekarang sudah malam, kau tidurlah. Oppa yang akan menemanimu," sambungku.
"Oppa? Waeyo oppa?"
"Heh? Waeyo?" tanyaku bingung karena tidak mengerti.
"Akhh ani, aku hanya merasa beda."
"Ne, sekarang kau tidurlah, oppa akan menjagamu."
"Ne oppa, maukah oppa menyanyikan satu lagu untukku?" aku menganggukkan kepalaku pelan setelah itu dia kembali memejamkan mata indahnya. Ini sudah malam, aku tidak mungkin membiarkannya tetap dalam keadaan sadar.
I finally set my heart to leave
And it came to me like a harsh storm
It might be a fate that will wash away like the rain
Because it was more painful than a fate shattered like glass
At the end of this walk, I let you know but you wouldn't know
_storm-Super Junior
Yesung pov end
'gomawo oppa tidak membentakku' bisik Ryeowook hampir tidak kedengaran oleh Yesung yang telah tertidur di sebelah tempat tidurnya.
.
Ý≠
.
"Wookie-ah, kau sudah bangun?"
"Ne oppa," jawab Ryeowook yang kini sedang menulis diarynya.
"Ini, tadi seorang suster mengantarkan makanan untukmu, sebaiknya kau makan lalu minum obatmu. Sebentar lagi Kibum dan umma-mu akan datang ke sini," jelas Yesung mendekati Ryeowook dan mulai menyuapi Ryeowook.
"Oppa? Hmm saranghae oppa."
"Heh?" Yesung terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Ryeowook.
"Akh ani, oppa tidak perlu menjawabnya. Aku tahu oppa menyukai Kibum. Hanya saja… hanya saja aku akan senang kalau oppa bahagia bersama Kibum," Ryeowook mencoba tersenyum menutupi perasaan kecewanya.
Degh
'damn it,' bisik Yesung karena jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
Yesung mengambil nafas dan mengeluarkannya secara perlahan.
"Mian Wookie-ah. Oppa tidak bisa menjawabnya," kata Yesung bijak.
"Eonnie," suara Kibum akhirnya memecah keheningan yang terjadi di antara Yesung dan Ryeowook.
"Waeyo? Kau senang sekali Kibum-ah?" tanya Ryeowook membalas pelukan Kibum.
"Wookie-ah, Kibum akan segera di operasi. Mungkin yang terakhir dan menjalani kemotherapi lagi,"
"Heh? Itu berarti kau akan sembuh kan?" jawab Ryeowook senang dan Kibum mengangguk setuju.
"Aku keluar dulu," kata Yesung kemudian meninggalkan keluarga Kim.
Yesung pov
"Hahhhhh," aku menghela nafas. Ada apa denganku, kenapa perasaanku menjadi begini?
"Yesung?"
"Ah Siwon-ssi?"
"Jangan panggil aku dengan embel-embel -ssi begitu panggil Siwonie saja," kata Siwon yang baru saja datang.
"Ah iya. Waeyo Siwonie?" tanya Yesung melihat Siwon seperti mencari seseorang.
"Ani, hanya saja tadi Kibum menghubungiku. Dia bilang dia akan melakukan operasi terakhir di kanada. Mereka di beritahu pihak SM hospital untuk melakukan operasi disana sekaligus melakukan kemotherapi," jelas Siwon padaku.
Aku hanya bisa diam. Ke kanada? Lalu?
.
Ý≠
.
Akhhh aku memilih duduk di lorong rumah sakit memikirkan perasaanku yang sedikit kacau.
.
Ý≠
.
Sudah satu minggu, Kibum belum juga mengatakan tentang operasi itu padaku. Dan Ryeowook juga sudah keluar dari rumah sakit karena dia memaksa keluar. Yah saat dia dinyatakan sembuh dia memaksa keluar karena phobia kalau berada lama-lama di rumah sakit. Phobia yang aneh tapi begitulah kenyataannya.
Hari ini aku mengunjungi Kibum.
"Oppa? Waeyo oppa?" kulihat Kibum sedang bicara dengan Siwon, mereka sangat dekat. Melihatku berdiri di depan pintu Kibum memanggilku lalu Siwon permisi keluar.
"Kibummie, ada yang ingin oppa bicarakan," kataku duduk di sebelah tempat tidurnya.
Kibum memilih tetap duduk di tempat tidurnya dengan posisi menyender di kepala tempat tidur.
"Ada apa oppa?" tanyanya tersenyum kepadaku "Ah iya oppa, dua hari lagi aku akan ke Kanada" aku terdiam mendengarnya. Dia mengatakan padaku saat dua hari lagi keberangkatannya.
"…"
"Aku tahu oppa pasti akan terkejut. Hanya saja, aku mau oppa menemaniku ke Kanada."
Aku semakin kacau.
"Apa oppa mau pergi ke Kanada denganku?" tanya Kibum padaku.
Aku menutup mataku lembut, keheningan terjadi.
Apa yang kulihat, kenapa aku malah melihat senyuman yeojya itu.
Akhh dia benar-benar manis saat tersenyum, aku menyukainya. Hanya aku saja yang tidak menyadarinya. Dia benar-benar baik, hanya saja aku yang terlalu berlebihan menanggapinya.
Kubuka mataku, kenapa disaat begini aku malah membayangkan yeojya keras kepala itu. Akhh apa ini yang dinamakan cinta?
"Mian Kibummie, tapi disini ada yeojya lain yang lebih membutuhkan oppa. Kau ajak saja Siwonie. Oppa rasa dia tidak akan keberatan."
"Oppa sudah menyadarinya?"
"Mwo?" aku terkejut dengan pertanyaan Kibum.
"Ne oppa, kau menyukai Wookie-eonnie bukan? Hanya saja kau tidak menyadarinya. Makanya aku melakukan ini. Sebenarnya aku memang akan pergi dengan Siwonie oppa, karena appa-nyalah yang akan mengoperasiku nanti," jelas Kibum padaku "Ini Wookie eonnie pasti ada disini sekarang," kata Kibum memberikan secarik kertas padaku.
Aku mengambil kertas itu dan berlari menuju alamat yang tertulis.
Bodohnya aku telah membuat yeojya itu menunggu.
.
Ý≠
.
"Wookie? Wookie-ah? Kau dimana?"
"Sikkeureo!" aku terkejut karena suara tenor itu mengejutkanku.
"Ah mian Wookie-ah," kataku membungkukkan badan.
"Haishhh Yesung oppa! kau membuat semua merpati itu pergi kan?" pekiknya kemudian berjalan duduk ke bangku taman dekat rumah sakit.
Ryeowook mengerucutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya serta melipat kedua tangannya di dada. Ini merajuk ala Kim Ryeowook. Aku hapal sekali gerakan ini.
'Cweetttt'
"'oppa! appo!" dia berteriak kepadaku karena aku mencubit pipinya.
"Kau sih pakai acara marah-marah begitu," kataku mendudukkan diriku di sebelahnya.
"…" dia tidak menjawabku.
Greppp
Aku memeluknya, kutatap wajahnya dalam. Akhh mata ini, mata caramel ini benar-benar menyejukkan.
"Waeyo oppa?" dia memberontak karena pelukanku.
"Mianhae Wookie. Saranghae Kim Ryeowook. Jeongmal saranghae," aku membenamkan kepalaku di bahunya "Apa kau masih mencintai oppa?" sambungku lagi.
"Eonjena oppa."
"Mwo? Jijja Wookie-ah?"
"Ne oppa?" dia tersenyum manis kepadaku.
"Mian oppa baru menyadarinya," kataku kembali memeluknya.
Yesung pov end
"Hiks hiks hiks.. Jangan tinggalkan eonnie Kibum-ah," tangis Ryeowook tak kunjung berhenti sejak dia mengetahui kepergian Kibum sehari sebelum Kibum berangkat ke Kanada.
"Hehe, eonnie jangan menangis. Kasihan Yesung oppa kalau eonnie begini terus. Aku hanya dua tahun, setelah itu kita kembali seperti semula," jelas Kibum kemudian memeluk Ryeowook.
"Chagiya, berhentilah menangis."
"Ta-tapi kalau umma juga ikut berarti aku akan sering sendirian di rumah?" ucap Ryeowook masih dalam isakannya.
"Kan ada appa chagiya?" kata Kangin menenangkan Ryeowook.
"Aniyo! appa sering keluar kota"
"Kalau begitu oppa yang akan menemanimu kalau kau sendirian," ucap Yesung memeluk Ryeowook.
"Jijja?"
"Ne."
.
Ý≠
.
Saudara? Bagiku mereka bagian dari diriku. Aku merasa senang saat melihatnya tersenyum. Dongsaengku benar-benar manis. Dia membuat hari-hariku menjadi berwarna seperti pelangi. Tapi saat dongsaeng-ku pergi, aku masih memiliki seorang namjachigu. Dia membuatku mengetahui kehidupan, dia memberikanku cinta. Terima kasih untuk semuanya.
Lembar terakhirku.
"Gomawo uri dongsaeng, kau dongsaeng terbaikku."

Apa yang kalian cari? saudara? kebahagiaan? cinta? keluarga? teman atau... semuanya?
Dengarkan aku baik-baik, hidup di dunia ini maka kau harus melakukan sesuatu, mendapatkan sesuatu maka kau harus bersiap kehilangan sesuatu. menginginkannya kembali? kau harus siap berjuang.
Hanya cerita sebuah keluarga dengan sentuhan cinta dalam kehidupan. Yakinkan aku kalian yang terbaik diantara mereka. Pastikan aku kita akan selalu bersama, dalam bentuk apapun.
'Dare mo kanpeki jyanaitte'
(No One Is Perfect)

END!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar