Jumat, 20 Juli 2012

fanfiction chapter 2

Tittle: Little Dongsaeng
chapter02
Author::Ghinaa3424
Pair: YeWook or YeBum
Sligh:: Kangteuk/SiBum



Yesung pov
"Kibum kau sakit?" tanyaku kepada Kibum yang terlihat sangat pucat. Benar saja, dia meremas rambutnya. Aku tahu, kanker di kepalanya pasti sedang mencoba menyakitinya lagi.
"Tenangkan dirimu, oppa ada disini," kataku memeluknya.
"Oppa? Gomawo. Tapi akhhh…" Kibum mulai kesakitan dan sedikit berteriak.
"Tolong jaga eonnie-ku," katanya kemudian pingsan.
Aku segera membawanya kerumah sakit dan menghubungi orang tuanya.
Kulihat Kangin ahjushi datang dengan Leeteuk ahjumma. Tunggu! Dimana Ryeowook? Apa dia tidak tahu kalau Kibum sekarang sedang sakit? Apa dia sudah tidak peduli dengan Kibum?
Aku duduk di lorong rumah sakit bersama Kangin ahjushi yang sedang menenangkan Leeteuk ahjumma.
"Yesungie, gomawo kau telah membawa Kibum ke rumah sakit," kata Kangin-ahjushi.
"N-ne ahjushi," jawabku sedikit gugup.
Yesung pov end
Ryeowook pov
'Yesung oppa? Kau dimana? Aku sudah memberikan alamat itu kan? Kenapa kau tidak datang juga? Apa kau benar-benar tidak mau melihat performance-ku?' batinku miris saat tidak kutemukan sosok Yesung oppa di antara pengunjung.
"Wookie-ah, kau sudah siap? Sebentar lagi giliranmu," Donghae oppa menepuk bahuku. Aku mengangguk kemudian namaku di panggil dan aku segera menaiki panggung menuju grand piano hitam yang berdiri kokoh sendirian di atas panggung.
"Geu nal cheoreom ttatteuthan baram bulgo geudaega sarang hadeon hwabunen kkochi pigo
Eoneu saenga bom nari deuriwodo ajikdo nan gipeun gyeo uljameul jago shipeo"
Ekor mataku tidak juga menemukan sosok Yesung oppa. Aku melanjutkan nyanyianku.
"Aju meolli, aju meolli geudaega inayo sashil nan geudaega maeil geuri unde
Aju jageun, aju jageun saso han geoteuredo maeil geudaega saeng gagi na"
Aku meneteskan air mataku. Tanpa kusadari hatiku benar-benar sakit.
"Bangan gadeuk nama wirohae judeon geudae hyang giga kkossoge da heuteojyeo
Eonjenga neun neukkilsu eobseulkka bwa geudae iteon gong girado bujaba dugo shipeo"
'oppa? Kau dimana?' batinku terus mencarinya.
"Aju meolli, aju meolli meon gose inayo sashil nan geudaega maeil geuri unde.
Aju jageun, aju jageun saso han geoteuredo maeil geudaega saeng gagi na
Haruga myeo dari dwego eonjen ganeun
Nae mamedo oneul gateun saebomi oltende
Aju meolli, aju meolli meon gose ineyo geudaeye maeireun bom narira mideo
Aju meon nal, aju meon heunal geudae nareul mannamyeon neul hamkke yeotago yaegi haejwo"
Aku melanjutkan lagu 'one fine spring day' sampai selesai.
Prok prok prok
Kudengar suara tepukan penonton. Dari bangku penonton aku tidak menemukan sosok Yesung oppa, umma, appa maupun Kibum. Aku berlari menuju backstage. Air mataku tumpah, perasaanku menyeruak sakit tanpa aku ketahui alasannya.
Lama! aku dan Donghae oppa beserta Eunhyuk eonnie menunggu hasil pengumuman lomba akustik ini.
"Sekali lagi beri tepuk tangan yang meriah kepada Kim Ryeowook yang telah berhasil membuat dewan juri dan penonton menikmati permainannya hari ini,"
Aku terkejut dengan hasil pengumuman itu. Aku menang.
"Chukkae Wookie-ah, kau menang!" teriak HaeHyuk bersamaan. Aku segera naik ke atas panggung untuk mengambil pialaku.
"oppa, eonnie. Gomawo kalian telah menemaniku," kataku kemudian berjalan meninggalkan HaeHyuk yang hanya bisa memandang kepergianku.
.
o≠Ý≠o
.
"Umma? appa? Kibum-ah?, apa kalian tidak mau menyambutku? Aku menang!" teriakku memasuki rumah kami.
"…"
Tidak ada tanda-tanda kehidupan dirumah kami. Aku diam sejenak kemudian kembali melangkah ke tiap sudut rumah kami. Tapi nihil, tanpa hasil aku tidak menemukan apa-apa. Yang aku temukan hanya dapur yang sedikit kacau.
Drttt drrtttt
"Yeoboseyo?" tanyaku menekan tombol hijau di ponsel putihku.
"Chagiya? Kau dimana? Kibum memanggil namamu trus?"
"Appa? Appa dimana?" tanyaku sedikit panik.
"Chagiya, cepatlah datang ke rumah sakit Seoul ruang gardenia no.14.″ perintah appa kemudian mematikan telphonenya.
Tuuttttt tuuuttttt
Aku hanya diam sejenak, kupandangi seisi rumah kami?
Siapa? Kibum? Kenapa? Dia sehat kan tuhan? Aku mohon, dia dongsaengku satu-satunya. Aku mohon agar dia sehat. Aku sudah benar-benar akan melepas Yesung oppa kalau itu untuk Kibum. Tuhan, kenapa harus Kibum yang masuk rumah sakit? Dia sakit apa?'
Drtttt drrrtttt
Sekali lagi ponselku berbunyi.
"Wookie-ah, cepatlah datang!" kali ini Yesung oppa berteriak dari sebrang sana.
Dengan segera aku mengambil kunci mobilku dan melaju dengan kecepatan super agar aku segera sampai di rumah sakit Seoul.
"Mian… mian," sepanjang koridor rumah sakit aku selalu menabrak orang dan selalu meminta maaf.
'gardenia no.14′ aku masuk kekamar yang sama sekali aku benci, aku muak kalau masuk ke kamar seperti ini. Kutatap sosok Kibum yang terbaring lemah dan masih mengingaukan namaku. Umma yang dipeluk appa dan Yesung oppa yang mengegnggam erat tangan Kibum kini duduk disebelah Kibum dan ada beberapa uisanim yang mengecek keadaanya.
"Dia sudah tidak apa-apa, tapi dimana orang yang bernama Wookie itu?" tanya uisanim itu kepada umma dan appa.
"Aku," kataku tegas kemudian berjalan menuju Kibum.
"Eonnie, wokie eonnie" Kibum terus saja mengingaukan namaku.
"Chagiya, eonnie disini" kataku mengenggam erat tangan kanannya yang baru saja di lepaskan Yesung oppa. Aku duduk di tempat Yesung oppa tadi duduk dan mengelus lembut rambut Kibum.
"Chagiya, appa titip Kibum. Appa dan umma akan segera ke ruang uisanim Shindong" kata appa mengelus kepalaku lembut kemudian berjalan meniggalkan aku dan Yesung oppa.
"Bummie-ah, cepatlah bangun. Apa kau tidak tahu eonnie baru saja mendapatkan piala itu?" kataku yang kini telah mengeluarkan air mata. "kau tahu? Eonnie sudah berjuang. Kau mau melihatnya kan? Kalau kau sadar. Eonnie akan membiarkanmu memanggil eonnie dimanapun kau mau, eonnie akan memberikan piala itu untukmu, eonnie akan…" tangisku kembali pecah.
"Berhentilah menangis Wookie, Kibum pasti akan sedih melihatmu begini" kurasakan tangan hangat itu menepuk bahuku lembut.
"Eonnie? Benar kata Yesung oppa. Jangan menangis. Aku tidak suka melihat eonnie menangis," aku tersenyum senang saat kulihat sosok Kibum kini mengelus kepalaku.
Kutatap sosok putih pucat ini kini sedang berjuang melawan rasa sakit.
"Kibumm-ie, kau istirahatlah. Wookie-ah, sebaiknya kita keluar dan biarkan Kibum istirahat," perintah Yesung oppa menarik tanganku untuk keluar dari ruangan Kibum.
Ryeowook pov end
"Keadaannya semakin memburuk. Bagaimana kalau kita segera melakukan operasi itu?" tanya Shindong uisanim kepada Kangin.
"Tapi uisanim? apa tidak ada waktu lagi?"
"aku tidak bisa mengatakan kalau kita punya waktu, selambatnya tiga hari lagi. Selain itu tolong hindarkan dia dari keadaan stress karena tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Kami juga akan memberinya antioksidan yang cukup dan vitamin C. lalu kalau operasi ini telah selesai, tolong kurangi kadar garam. Atau bila perlu jangan biarkan dia makan sesuatu yang mengandung garam. Arra?" jelas shindong kepada Kangin dan Leeteuk
"Ne arraso uisanim," ucap Kangin kemudian berjalan membawa Leeteuk keluar dari ruangan uisanim shindong.
Diluar, Kangin melihat Ryeowook terduduk bersama Yesung.
"Appa? Umma? bagaimana keadaan Kibum?" tanya Ryeowook yang berlari menuju Kangin dan Leeteuk.
"Dia baik-baik saja. Tapi Kibum harus melakukan operasi tiga hari lagi. Kau jaga dongsaengmu ya chagi?" kata Kangin mengelus kepala Ryeowook lembut.
"Operasi?" Ryeowook menautkan alisnya bingung.
"Ne, dia hanya lelah saja. Kau jangan khawatir, setelah ini dia akan sehat kembali. Kibum kita akan kembali tersenyum manis seperti biasanya," kata Kangin menyemangati Leeteuk dan Ryeowook.
"umma? sebenarnya Kibum sakit apa?" sekali lagi Ryeowook bertanya namun seperti berbisik.
"dia akan baik-baik saja chagiya."
.
o≠Ý≠o
.
satu minggu setelah Kibum di operasi, operasinya berjalan lancar. Namun Kibum masih harus melewati kemotherapi di rumah sakit dengan berbagai alat bantuan. Leeteuk tinggal di rumah sakit untuk menjaga Kibum sedangkan Kangin tetap bekerja seperti biasanya. Dan Ryeowook? Setiap hari dia berkunjung untuk mengunjungi dongsaeng-nya walau dia tidak pernah menginap karena phobia bila lama-lama di rumah sakitnya.
"Bummie-ah? Kenapa kau lama sekali di rumah sakit ini? Apa kau tahu? Eonnie tidak bisa tidur kalau kau tidak ada?" manja Ryeowook pada Kibum yang kini duduk di tepi tempat tidurnya.
"Hehehe, sebentar lagi eonnie. Sebentar lagi aku akan keluar. Kalau kita keluar eonnie mau mengajakku ke kedai ice cream itu kan?"
"Ne, eonnie janji" kata Ryeowook menautkan jari kelingkingnya dijari kelingking Kibum.
.
o≠Ý≠o
.
"Yaa Kim Kibum, cepatlah bangun. Ini eonnie bawakan ice cream untukmu. Kata umma kau masih lama keluar makanya eonnie bawakan ice creamnya," teriak Ryeowook senang yang kini membawa sebuah ice cream vannila di tangan kanannya.
"Ini," Ryeowook memberikan es cream itu kepada Kibum.
Tanpa menolak Kibum langsung mengambil ice cream itu. Dia mengerti, Kalau dia menolak dan mengatakan kalau sebenarnya dia tidak boleh memakan makanan yang mengandung kadar garam Ryeowook pasti akan sedih. Melihat Kibum mengambil ice cream itu Ryeowook tersenyum senang.
"Makannya pelan-pelan saja. Lain kali eonnie akan belikan lagi untukmu," kata Ryeowook yang kini duduk di tepi tempat tidur Kibum.
"Yakk! Apa yang kau berikan kepada Kibum Wookie? Kau mau membuat penyakitnya kambuh?" teriak Yesung yang tiba-tiba masuk dan mengambil ice cream vannila dari tangan Kibum.
Sontak Ryeowook dan Kibum kaget melihat Yesung yang sangat marah.
"Oppa?" Ryeowook sedikit takut melihat raut muka Yesung yang begitu marah. Baru pertama kali dia melihat Yesung semarah ini.
"Kau tahu? ice cream ini mengandung cukup banyak garam. Dan garam bisa membuat penyakitnya kambuh. Kau ingin menyiksa Kibum?" teriak Yesung yang kini menatap Ryeowook tajam.
"Oppa, ini bukan salah eonnie, bela Kibum melindungi Ryeowook.
"Oppa? Aku tidak tahu.." kata Ryeowook yang sudah mulai terisak.
"Mian oppa, aku hiks… sungguh-sungguh tidak tahu itu" kata Ryeowook yang kini telah mengeluarkan air matanya.
"Haishhh, kau ini benar-benar 'menyebalkan'. Kau mau membuat dongsaeng-mu semakin kesakitan? Hanya karena ke-ppabo-an mu ini Ryeowook?" teriak Yesung lagi.
"Oppa? Berhentilah berteriak pada eonnie, Wookie eonnie tidak tahu apa-apa."
"Mian oppa… hiks… hiks.. Mian Kibum-ah," Ryeowook berlari keluar ruangan Kibum.
"Haishh oppa. Apa yang kau lakukan? Wookie eonnie jadi nangis kan?"
"Mwo? Kau mau bilang oppa yang salah?"
"Ne, oppa benar-benar salah. Apa oppa tahu? Wookie eonnie satu-satunya orang yang tidak mengetahui penyakitku!"
"Mwo?" Yesung terdiam menatap Kibum yang kini berusaha untuk turun dari tempat tidurnya namun seorang uisanim keburu datang dan melakukan pengecekan terhadap Kibum.
Apa-apaan namja itu, aku benar-benar kesal dibuatnya. Ya tuhan, kenapa kau buat aku menyukainya. Kenapa kau tidak buat aku menyukai namja lain selain dia. Namja yang jelas-jelas menyukai dongsaengku sendiri. Kenapa kau tidak membuat aku menyukai yunho oppa, atau kyuhyun mungkin. Kenapa harus Yesung oppa. Apa kau ingin membuat aku menangis? Aku sudah menangis karenanya.
Ryeowook pov
Haishhh setiap kali menutup mata aku selalu terbayang wajah Yesung oppa.
"Sepertinya kanker yang ada di otak Kibum bisa sedikit teratasi. Anak itu benar-benar berjuang keras untuk melawan penyakitnya"
Tunggu! Kibum? Kanker?
Aku terdiam sejenak di depan pintu ruang Shindong uisanim. Uisanim yang telah merawat Kibum dan juga telah mengoperasi Kibum itu kini berbicara dengan rekan kerjanya.
"Wookie? Kau saudara Kibum bukan?" aku diam menatap Shindong uisanim yang kini berdiri dihadapanku.
"Mian uisanim. Aku ingin Tanya, Apa Kibum yang uisanim maksud itu Kibum dongsaengku?"
"Heoh? tapi sekarang keadaannya sudah membaik. Kau bisa tenang sekarang," aku hanya diam memandang Shindong uisanim.
Apa ini? Kibum sakit parah dan aku eonnie-nya tidak tahu mengenai penyakit ini? Pantas saja Yesung oppa sangat marah saat aku memberikan ice cream itu untuk Kibum.
Aku berlari menuju kamar Kibum. Kutatap dia dalam. Seorang uisanim dan dua orang suster baru saja keluar dari kamarnya. Aku tahu itu, mereka baru saja mengecek keadaan Kibum. Kulihat Yesung oppa menatapku kaget.
"Wookie-ah?" dia memanggilku pelan.
"Kibum-ah, kenapa kau tidak bilang pada eonnie tentang penyakit ini?" kataku yang kini telah kembali terisak.
"Wookie-ah, berhentilah menangis. Kibum baru saja istirahat," Yesung oppa mencoba menarikku untuk duduk.
Sekarang aku duduk disebelah Yesung oppa. Dia sama sekali tidak peduli denganku. Aku lelah, kemana umma? dan appa? Kenapa appa belum juga datang? Lalu kau Kim Kibum. Kenapa kau belum juga bangun? Apa kau tahu? Sekarang aku cengo sendirian disini.
Ryeowook pov end
Plukk
Ryeowook menjatuhkan kepalanya ke bahu Yesung.
"Haishh anak ini, dia tertidur," rutuk Yesung yang merasakan berat di bahu kirinya.
"oppa.." Ryeowook mulai mengigau.
"Wookie-ah?" Yesung mencoba membangunkan Ryeowook namun Ryeowook tidak juga kunjung bangun.
Yesung melepaskan buku yang tadi dibacanya dan mencoba melepaskan mantel coklatnya pelan lalu menyelimutkannya ke tubuh mungil Wookie.
Degh
Segera saja namja tampan itu emalingkan wajahnya saat menatap wajah lelap Ryeowook.
"Oppa, aku dingin.." igau Ryeowook lagi.
"Tenanglah, oppa akan memelukmu," ucapnya pelan Yesung kemudian menyusupkan tangan kirinya di pundak Ryeowook dan menenggelamkan kepala mungil Ryeowook ke dada bidangnya.
"umma. Appa…" Kibum mulai mengigau.
Mendengar suara Kibum, Yesung melepaskan pelukannya dari Ryeowook dan menyandarkan yeojya imut itu ke dinding dan ia pun berjalan menuju Kibum.
"Kibum-ah, waeyo? Ummamu keluar sebentar mengambil barang-barangmu. Appa-mu sebentar lagi akan tiba," ucap Yesung mencoba menenangkan Kibum.
Keringat dingin mulai mengucur dari tubuh Kibum.
"Chagiya? Appa datang," teriak Kangin membuat Yesung kaget.
"Ahjushi?" kata Yesung kaget.
"Yesungie? Gomawo kau telah menjaga Kibum dan bisa ahjushi minta tolong padamu?" kata Kangin mendekati Yesung.
"Tolong kau bawa Ryeowook pulang," bisik Kangin setelah melihat Ryeowook tertidur di tempat duduk panjang ruangan Kibum "Dia pasti lelah. Ini kunci mobilnya," kata Kangin lagi kemudian memberikan kunci mobilnya kepada Yesung.
Yesungpun tidak bisa menolak. Dengan segera dia menggendong Ryeowook pelan menuju ke parkiran tempat mobil Kangin.
"Kau benar-benar ringan," gumam Yesung saat menggendong Ryeowook bridal style.
Tittt
Yesung mematikan alarm mobil Kangin dan dengan pelan dia membuka pintu mobil Kangin dan memasukkan Ryeowook.
.
o≠Ý≠o
.
Ryeowook pov
Sejak kapan aku ada dikamarku? Sejak kapan aku sudah tertidur disini? Bukankah aku dirumah sakit?
"Chagiya? Kau tidak sekolah?" teriak appa padaku "apa kau belum bangun?" teriak appa lagi.
"Ne appa, aku sudah bangun" balasku kepada appa.
Kutatap piala akustikku 'Kibum belum melihatnya. Aku mau memberikannya untuknya saja' batinku menggapai piala yang bertengger di atas meja belajarku yang ada di sebelah tempat tidurku.
"heh? Mantel siapa ini?" bisikku saat mendapati sebuah mantel bertengger di atas tubuhku.
Dengan segera aku mengambilnya dan menggantungnya
Ekor mataku menatap kalender di layar ponselku.
"appa, hari inikan minggu!" teriakku kesal kepada appa yang kini duduk santai di meja makan.
"Kau sih, ini sudah jam berapa? Tumben sekali kau belum bangun," tawa appa pecah melihatku yang kesal.
Aku duduk disebelah appa dan menyantap buburku yang aku yakin appa membelinya. Karena appa itu tidak bisa masak kecuali ramen.
"Appa, kenapa appa tidak bilang kalau Kibum sakit kanker?" kataku tetap mengaduk buburku tanpa berniat memakannya dan kurasakan ekspresi appa sedikit berubah.
"Wookie? Apa yang kau katakan? Kibum baik-baik saja," elak appa padaku.
"Aku sudah tahu appa, aku sudah dengar dari Shindong uisanim sendiri," kataku yang kini menatap appa mencoba menyebunyikan raut kecewaku.
"Mian chagiya, Kibum tidak ingin kau mengetahui penyakitnya. Dia meminta appa dan umma agar tidak menceritakannya kepadamu. Jadi appa minta kau jangan menyalahkannya chagiya," jelas appa kepadaku.
Aku mengerti, pasti sulit bagi Kibum mengatakan penyakitnya.
"Ne appa, aku akan bersikap biasa."
"Kau benar-benar sudah dewasa chagi," appa mengelus pelan rambutku kemudian berjalan meninggalkanku.
"Hari ini kita ketempat Kibum ya?" ajak appa padaku.
.
o≠Ý≠o
.
"KiBummie?" panggilku saat melihat sosok yeojya manis yang kini sedang tertawa lepas bersama seorang namja yang err sangat tampan.
"Akhh eonnie? oh iya, Kenalkan ini temanku. Namanya Siwon oppa," jelas Kibum memperkenalkan Siwon kepadaku
"Annyeong Choi Siwon imnida," sapa Siwon kepadaku.
"Oh ne, Kim Ryeowook imnida kau bisa memanggilku Wookie,"
"Akhh Wookie-ah, kau punya boneka winnie the pooh itu? Apa aku boleh memilikinya?" kata Siwon menunjuk boneka winnie the pooh yang kupegang.
"A-aniyo, ini boneka kesayanganku," kataku menarik boneka winnie the pooh ku kebelakang tubuhku yang mungil.
"eonnie? Siwonie oppa kan hanya ingin meminjam?"
"Ani Kibum-ah, dia bilang dia ingin memilikinya-kan?" teriakku kemudian keluar kamar Kibum.
"Keadaan Kibum mulai membaik. Tapi kita harus tetap melakukan operasi itu. Sepertinya dia mengalami sedikit masalah tuan," aku diam mematung mendengar perkataan appa dan Shindong uisanim.
"Kanker-nya mulai bermasalah, Dia akan lebih sering mengalami rasa sakit. Kita tidak boleh membuatnya berfikir lebih banyak dan kita juga harus memperhatikannya tuan," aku berjalan pelan menuju appa dan Shindong uisanim.
"Appa? Kibum akan selamat kan?" tanyaku lirih pada appa.
Appa dan Shindong uisanim menatapku kaget "chagiya? kenapa kau ada disini? Bukankah kau ada di kamar Kibum?" tanya appa padaku.
"Ani, aku keluar. Dia bersama dengan Siwon oppa, appa," jelasku kepada appa.
"Oh dia bersama Siwon ya?"
"Siwon?" tanya appa bingun padaku dan Shindong uisanim.
"Siwon itu mahasiswa magang disini. Dia seorang calon uisanim dari Kanada," jelas Shindong uisanim pada kami.
"Aku benci padanya!" rutukku kesal
"Waeyo chagiya?" tanya appa bingung padaku.
"Yahh, dia memang sering bersikap seperti anak kecil. Tapi dia anak yang baik kok Wookie," jelas Shindong uisanim padaku.
.
o≠Ý≠o
.
"Umma?" teriakku melihat umma berdiri di depan pintu rumah kami.
"Chagiya? Kau disini? Umma menghubungimu sejak tadi. Kibum membutuhkanmu"
"Umma, bagaimana operasi Kibum?" tanyaku kepada umma.
"Ne, dia baik saja chagiya. Kau mau menemuinya?"
"Ne umma," aku segera berlari ke kamar mengambil boneka winnie the pooh ku.
"Kenapa kau membawa boneka itu?" tanya umma heran padaku.
"Aku janji pada Kibum akan memberikannya kalau dia berhasil melewati operasinya dengan baik," jelasku kepada umma.
.
o≠Ý≠o
.
"Kyaaaaa, kau manis sekali. Eonnie kangen Bummie-ah," aku berlari memeluk Kibum yang kini duduk sambil tersenyum manis ke arahku.
"Jangan memeluknya kuat Wookie, kau bisa membuatnya sesak nafas."
"Ukhh, oppa jangan iri karena tidak dipeluk Kibum," kataku tidak mempedulikan kata-kata Yesung oppa yang datang bersama aku dan umma. Aku memberikan boneka 'winnie the pooh' ku kepada Kibum.
"Heh? Eonnie memeberikannya untukku?" kata Kibum mengambil boneka winnie the pooh-ku.
"Ne kau sudah melewati operasi itu. Eonnie sudah menepati janji bukan?"
"Ne, gomawo eonnie."
"Kyaaaa kau benar-benar manis Kibum-ah," aku kembali memeluk Kibum erat.
Ryeowook pov end
.
o≠Ý≠o
.
Ryeowok berjalan menuju rumah sakit tempat Kibum. Dari kejauhan dia melihat Kibum bersama Siwon sedang duduk di lobby rumah sakit.
"Kembalikan boneka winnie the pooh-ku!" teriak Ryeowook menarik boneka winnie the pooh berukuran setengah meter dari tangan Siwon.
"Eonnie? Tapi itukan milikku?"
"Aku memberikannya kepadamu Kibum-ah, tapi kenapa kau memberikannya kepada namja yang baru kau kenal ini?"
"Tapi eonnie, Siwon oppa lebih menginginkannya dari aku," kata Kibum mengambil boneka winnie the pooh dari tangan Ryeowook dan memberikannya kepada Siwon.
"Aniyo" Ryeowook mengambil boneka winnie the pooh-nya dan mendorong Siwon hinggah jatuh.
"Wookie-ah, apa yang kau lakukan?" tanya Yesung melihat Ryeowook mengambil boneka winnie the pooh dari tangan Siwon.
"Eonnie? Kenapa kau mengambilnya lagi?" tanya Kibum pada Ryeowook.
"Yakk! Kim Kibum. Aku memberikannya padamu. Tapi kau berikan pada namja yang baru saja kau temui?" teriak Ryeowook membuat Kibum kaget. Ini pertama kalinya Ryeowook berteriak padanya.
"Eonnie?" Kibum menundukkan kepalanya.
"Apa yang telah kau lakukan Kim Ryeowook?" sekarang Yesung membentak Ryeowook dan menarik Kibum serta Siwon menjauhi Ryeowook "kalau kau tidak suka, kami yang akan pergi," sambung Yesung.
"Kenapa kalian selalu meninggalkan aku?" teriak Ryeowook kemudian berlari menuju pintu keluar rumah sakit.
"Eonnie?" Kibum berbalik mencoba melepaskan genggaman Yesung karena ingin menjelaskan pada Ryeowook. Yeojya cantik itu berteriak memanggil Ryeowook dan berlari mengejarnya.
"Eonnie. Awasss!" teriak Kibum saat ada mobil yang melaju ke arah Ryeowook.
"KIBUUUMMM" Yesung dan Siwon berlari menuju Kibum.
Ckitttt
.
.
Brakk
.
.

 chapter 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar